D
|
i kantin sekolah, Nodi
mencium harum aroma
mi instan yang sesang dimasak. Hmm…
terbayang rasanya yang yummy dan makanannya
yang slurrrp seru. Perutnya langsung bernyanyi.
Nodi lalu berfikir untuk mermesannya. Tapi,
baru saja mau memesan, sebungkus mi instan berbisik padanya.
mi instan yang sesang dimasak. Hmm…
terbayang rasanya yang yummy dan makanannya
yang slurrrp seru. Perutnya langsung bernyanyi.
Nodi lalu berfikir untuk mermesannya. Tapi,
baru saja mau memesan, sebungkus mi instan berbisik padanya.
Mi instan : Psstt… Nodi! Kamu mau pesan mi instan, ya?
Nodi : Iya. Hmmm, kayaknya enak, deh!
Mi instan : Tahu nggak, mi instan sebenarnya kurang baik untuk kesehatan.
Nodi : Kenapa?
Mi instan : Mi instan beserta bumbu dan minyaknya mengandung zat pengawet, zat pewarna, penguat rasa atau MSG, dan terlalu banyak garam dan lemak. Nah, jika berlebihan, zat-zat itu dapat membahayakan kesehatan tubuh.
Nodi ; Yaaah… jadi, nggak boleh lagi makan mi instan?!
Mi instan : Kalau pingin banget makan mi instan, ada tipsnya. Diantaranya:
Nodi : Iya. Hmmm, kayaknya enak, deh!
Mi instan : Tahu nggak, mi instan sebenarnya kurang baik untuk kesehatan.
Nodi : Kenapa?
Mi instan : Mi instan beserta bumbu dan minyaknya mengandung zat pengawet, zat pewarna, penguat rasa atau MSG, dan terlalu banyak garam dan lemak. Nah, jika berlebihan, zat-zat itu dapat membahayakan kesehatan tubuh.
Nodi ; Yaaah… jadi, nggak boleh lagi makan mi instan?!
Mi instan : Kalau pingin banget makan mi instan, ada tipsnya. Diantaranya:
Pertama, sebaiknya makan mi instan jangan
sering- sering misalnya, sebulan sekali saja.
sering- sering misalnya, sebulan sekali saja.
Kedua, kurangi pemakaian bumbunya.
Misalnya gunakan bumbunya setengah saja.
Misalnya gunakan bumbunya setengah saja.
Ketiga, mi hanya mengandung karbohidrat.
Karna itu, sebaiknya tambahkan zat-zat gizi lain,
seperti protein, serat, dan vitamin. Proteinnya bisa dari telur.
Serat dan vitaminnya bisa dari sayuran. Lebih mantap,
kan, makan mi lengkap dengan lauk dan sayur?!
Karna itu, sebaiknya tambahkan zat-zat gizi lain,
seperti protein, serat, dan vitamin. Proteinnya bisa dari telur.
Serat dan vitaminnya bisa dari sayuran. Lebih mantap,
kan, makan mi lengkap dengan lauk dan sayur?!
Keempat, jangan jadikan mi instan sebagai makanan
utama.
Mi instan sebaiknya hanya untuk cemilan atau saat darurat saja.
Tetaplah makan pagi, siang, dan malam dengan makanan yang bergizi.
Mi instan sebaiknya hanya untuk cemilan atau saat darurat saja.
Tetaplah makan pagi, siang, dan malam dengan makanan yang bergizi.
Kelima, sebaiknya, buatlah mi instan di rumah.
Barulah dibawa dalam kotak bekal kesekolah.
Memasak mi instan di rumah, lebih terjamin kebersihannya.
Bumbunya pun bisa diatur sendiri. Kamu juga bisa minta mama
meracik bumbu sendiri yang lebih sehat. Lauk dan sayurnya pun lebih sehat.
Memasak mi instan di rumah, lebih terjamin kebersihannya.
Bumbunya pun bisa diatur sendiri. Kamu juga bisa minta mama
meracik bumbu sendiri yang lebih sehat. Lauk dan sayurnya pun lebih sehat.
Setelah berbisik-bisik dengan mi
instan, Nodi membatalkan niatnya memesan mi instan di kantin sekolah. Ia lalu
berpikir “ Aku sudah berapa kali, ya, makan mi instan bulan ini?”. Kalau kamu
sudah berapa kali? Jangan sering-sering ya! ^_^ (Lita)
SUMBER : Majalah Bobo (terbit 21 November 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar