Post: Nining Lestari
Seorang wanita sedang menunggu di bandara suatu malam. Masih
ada beberapa jam sebelum jadwal terbangnya tiba. Untuk membuang waktu, ia
membeli buku dan sekantong kue di took bandara, lalu menemukan tempat untuk
duduk. Sambil duduk wanita itu membaca buku yang baru saja di belinya. Dalam
keasyikannya, ia melihat lelaki disebelahnya dengan begitu berani mengambil
satu atau dua dari kue yang berada diantara mereka. Wanita tersebut mencoba
mengabaikan agar tidak terjadi keributan.
Ia membaca, mengunyah kue dan melihat jam. Sementara si Pencuri Kue yang
pemberani menghabiskan persediannya. Ia semakin kesal sementara menit-menit
berlalu. Wanita itupun sempat berfikir :”Kalau aku bukan orang baik sudah
kutonjok dia !”. Setiap ia mengambil satu kue , Si lelaki juga mengambil satu.
Ketika hanya satu kue tersisa , ia bertanya-tanya apa yang dilakukan lelaki
itu.
Dengan senyum tawa di wajahnya dan tawa gugup, Si lelaki
mengambil kue terakhir dan membaginya dua. Si lelaki menawarkan separuh
miliknya sementara ia makan separuhnya lagi. Si wanita pun merebut kue itu dan
berfikir :”Ya ampun orang ini berani sekali, dan ia juga kasar malah ia tidak
kelihatan berterima kasih”. Belum pernah rasanya ia begitu kesal. Ia menghela
napas lega saat penerbangannya diumumkan. Ia mengumpulkan barang miliknya dan menuju pintu gerbang. Menolak
untuk menoleh pada si “PENCURI TAK TAHU TERIMA KASIH”. Ia naik pesawat dan
duduk di kursinya,lalu mencari bukunya, yang hampir selesai dibacanya. Saat ia
merogoh tasnya, ia menahan nafas dengan kaget. Disitu ada kantong kuenya , di
depan matanya !!! “kok milikku ada di sini” erangnya dengan patah hati. Jadi
kue tadi adalah milik lelaki itu dan ia mencoba berbagi. Terlambat untuk minta
maaf, ia tersandar sedih. Bahwa sesungguhnya dialah yang kasar, tak tahu terima
kasih, dan dialah pencuri kue itu !
HIKMAH :
Dalam hidup ini kisah pencuri kue seperti tadi sering terjadi.
Kita sering berprasangka dan melihat orang lain dengan kacamata kita sendiri
serta tak jarang kita berprasangka buruk terhadapnya. Orang lainlah yang selalu salah, Orang lainlah yang patut di singkirkan, Orang lainlah yang tak tahu
diri, Orang lainlah yang berdosa,
Orang lainlah yang selalu bikin masalah, Orang lainlah yang pantas diberi
pelajaran. Padahal Kita sendiri yang
mencuri kue tadi, Kita sendiri yang tidak tahu terima kasih.
Kita sering mempengaruhi, mengomentari, mencemooh pendapat,
penilaian atau gagasab orang lain. Sementara sebetulnya kita tidak tahu betul
permasalahannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar