Post :
Lina Triariani
KEPOMPONG KUPU-KUPU
Seorang menemukan kepompong seekor
kupu-kupu. Suatu hari lubang kecil muncul. Dia duduk dan mengamati dalam
beberapa jam kupu-kupu itu ketika dia berjuang dengan memaksa dirinya melewati
lubang kecil itu. Kemudian kupu-kupu itu berhenti membuat kemajuan.
Kelihatannya dia telah berusaha semampunya dan dia tidak bisa lebih jauh lagi.
Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk
membantunya, dia ambil sebuah genting dan memotong sisa kekangan dari kepompong
itu. Kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya. Namun, dia mempunyai tubuh
gembung dan kecil, sayap-sayap mengerut. Orang tersebut terus mengamatinya
karena dia berharap bahwa, pada suatu saat sayap-sayap itu akan mekar dan
melebar sehingga mampu menopang tubuhnya, yang mungkinkan berkembang dalam
waktu.
Semuanya tak pernah terjadi. Kenyataannya,
kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak disekitarnya dengan tubuh
gembung dan sayap-sayap mengkerut. Dia tidak pernah bisa terbang. Yang tidak
dimengerti dari kebaikan dan ketergesaan orang tersebut adalah bahwa kepompong
yang menghambat dan perjuangan yang dibutuhkan kupu-kupu untuk melewati lubang
kecil adalah jalan Allah untuk memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu ituke dalam
sayap-sayapnya sedemikian sehingga dia akan siap terbang begitu dia memperoleh
kebebasan dari kepompong tersebut.
Kadang-kadang perjuangan adalah yang kita
perlukan dalam hidup kita. Jika Allah membiarkan kita hidup tanpa hambatan, itu
mungkin melumpuhkan kita. Kita mungkin tidak sekuat yang semestinya kita mampu.
Kita mungkin tidak pernah dapat terbang . Saya memohon kekuatan …Dan Allah
memberi saya kesulitan-kesulitan yang membuat saya kuat.
Mengutip perkataan seorang ulama,
“daripada meminta ýa Allah ringankanlah masalahku’, namun pintalah Ýa Allah
kuatkanlah punggungku.
Sumber
: CV. SURYA BADRA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar