Rabu, 11 Maret 2015

Kepompong Kupu-Kupu



Post : Lina Triariani


              KEPOMPONG KUPU-KUPU



     Seorang menemukan kepompong seekor kupu-kupu. Suatu hari lubang kecil muncul. Dia duduk dan mengamati dalam beberapa jam kupu-kupu itu ketika dia berjuang dengan memaksa dirinya melewati lubang kecil itu. Kemudian kupu-kupu itu berhenti membuat kemajuan. Kelihatannya dia telah berusaha semampunya dan dia tidak bisa lebih jauh lagi.
     Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya, dia ambil sebuah genting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu. Kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya. Namun, dia mempunyai tubuh gembung dan kecil, sayap-sayap mengerut. Orang tersebut terus mengamatinya karena dia berharap bahwa, pada suatu saat sayap-sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang tubuhnya, yang mungkinkan berkembang dalam waktu.
     Semuanya tak pernah terjadi. Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak disekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap-sayap mengkerut. Dia tidak pernah bisa terbang. Yang tidak dimengerti dari kebaikan dan ketergesaan orang tersebut adalah bahwa kepompong yang menghambat dan perjuangan yang dibutuhkan kupu-kupu untuk melewati lubang kecil adalah jalan Allah untuk memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu ituke dalam sayap-sayapnya sedemikian sehingga dia akan siap terbang begitu dia memperoleh kebebasan dari kepompong tersebut.
     Kadang-kadang perjuangan adalah yang kita perlukan dalam hidup kita. Jika Allah membiarkan kita hidup tanpa hambatan, itu mungkin melumpuhkan kita. Kita mungkin tidak sekuat yang semestinya kita mampu. Kita mungkin tidak pernah dapat terbang . Saya memohon kekuatan …Dan Allah memberi saya kesulitan-kesulitan yang membuat saya kuat.


     Mengutip perkataan seorang ulama, “daripada meminta ýa Allah ringankanlah masalahku’, namun pintalah Ýa Allah kuatkanlah punggungku.


Sumber : CV. SURYA BADRA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar